Taushiyah Mukhtarul Ahadits
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
---------------------------------
Sabda Rasulullah, Malu itu sesuatu yang baik,
dan betapa indahnya jika itu ada pada diri wanita.
Seiring pesatnya perkembangan peradaban zaman, pula telah merubah sikap
dan gaya hidup kaum hawa. Yang pemalu menjadi pemberani, yang berdiam
diri menjadi penjelajah, yang biasanya diam di rumah bekerja sebagai ibu
rumah tangga, kini ada aktifitas tambahan, menjadi facebooker. Plus
minus menyertai perubahan sikap dan gaya hidup wanita jaman kiwari.
Yang pasti harus tetap lestari adalah wanita dengan kondratnya,
diciptakan sebagai mahluk yang memiliki rasa malu yang cenderung lebih
tinggi dibanding pria, karena wanita difasilitasi dengan 9 rasa malu dan
1 nafsu, berbanding terbalik dengan kaum pria.
Islam dilahirkan
pada ujung zaman peradaban di bumi, artinya lahirnya Islam included
Rasululllah SAW sebagai nabi dan Rasul terakhir adalah alarm peringatan
bahwa dunia ini sedang berada pada episode kiamat, hanyasaja Allah tetap
tidak memberikan kepastian mengenai kapan hari terakhir peristiwa besar
sebagai akhir kehidupan manusia di bumi itu terjadi. Allah hanya
memberikan isyarat di hari Jum'at, yang kalau dari sisi gramatikal
bahasa Arab, jum'at terambil dari kata jama'a yang artinya berkumpul.
Dalam potongan beberapa kisah dalam Qur'an disebutkan cerita dan
peristiwa mengenai peradaban manusia yang di dalamnya tak pernah lepas
mengisahkan wanita-wanita salihah terkenal seperti Bunda Hawa, Siti
Asiyah, Siti Sarah, Siti Maryam, dan wanita salehah lainnya. Singkat
kata, Allah telah memberikan sampel bahwa typical wanita salehah sudah
ada sejak jaman diciptakannya Adam alaihissalaam.
Kini, abad
globalisasi telah merubah aktifitas kehidupan semua umat manusia di
seantero wilayah sampai ke pelosok bumi mana pun. Pertanyaannya masihkah
ada wanita salehah di akhir zaman?
Jawabannya tentu saja, masih
ada dan semakin banyak. Namun untuk memudahkan seorang wanita disebut
salehah, tentu saja membutuhkan kriteria yang melekat pada dirinya.
Dalam hal ini, kembali ke pengantar di atas, Rasulullah SAW menyebutkan
kriteria wanita salehah sebagai wanita yang menjaga dan memelihara rasa
malunya. Artinya sepanjang seorang wanita berupaya sekeras mungkin untuk
tetap mempertahankan, menjaga dan memelihara rasa malunya, maka wanita
itu punya potensi menjadi wanita salehah.
Sebagai perbandingan,
dari sisi membuka aurat saja, di abad teknologi canggih ini, melalui
layar telvisi, film, majalah dan tempat-tempat hiburan malam, dapat
dibuktikan di dalamnya pasti ada wanita yang berperan di berbagai
karakter kehidupan, to the point nya, seluruh tubuh wanita adalah aurat
yang harus ditutupi rapat dan rapi, dan .... ketika seorang wanita tidak
bisa menjaga rasa malunya, maka terbukalah auratnya bahkan
dipertontonkan di hadapan publik baik yang sifatnya dunia maya atau
dunia nyata.
Memang inilah salah satu episode di akhir zaman, siapa
saja yang merasa dirinya wanita dan ingin disebut salehah, maka hal
pertama yang sejatinya harus dilakukan adalah menutup aurat dengan
pakaian yang rapi sehingga tidak mengganggu pandangan lawan jenisnya,
kaum pria.
Dan jika hal pertama itu sukses dilakukan, hal kedua
adalah memelihara sikap, akhlak, kesantunan, gaya hidup dan hal-hal
lainnya yang mampu mengangkat derajat kemuliaan seorang wanita salehah.
Jadi .... tunggu apa lagi wahai ukhti?????