Kamis, 14 Januari 2016

FITNAH

Firman  Allah SWT  :
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak melimpahkan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (AlQur’an Surat Al Hujuraat ayat- 6)     

Dalam hal ini Allah SWT. Selalu menegaskan dan mengingatkan kita, agar kita semua tidak termasuk orang-orang yang  melampaui batas, sehingga tidak mudah menerima terhadap suatu pemberitaan yang dibawa oleh orang fasik yang menjadi musuh Allah yang sekutu-sekutunya adalah setan la’natullah

Kemudian selanjutnya  Allah SWT berfirman :   (Ingatlah) diwaktu kamu  menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (AlQur’an Surat An-Nur ayat  15)  Artinya janganlah hal itu dianggap remeh, sehingga di antara kamu sekalian begitu mudah untuk menghujat bahkan menyebarkannya. Bukankah yang kamu sebarkan itu adalah saudara seiman, bahkan  dalam Al-Qur-an Allah SWT  menyebutkannya darah dagingmu sendiri.

Firman Allah SWT:    Sesungguhnya  orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (AlQur’an Surat An-Nur ayat -19)

Fitnah adalah suatu perbuatan yang amat keji, yang dilakukan oleh orang  dholim. Banyak bukti sepanjang zaman hubungan sesama manusia terputus disebabkan  oleh berbagai faktor seperti fitnah yang dicetuskan oleh segelintir manusia berhati kotor dan tidak bertanggungjawab. Akibatnya berlaku perpecahan, perubahan dan permusuhan. Hidup masyarakat tidak aman dan tidak mesra. Begitulah kepahitan hidup kesan fitnah. Lantaran, perbuatan itu dianggap pengkhianatan dan kejahatan yang sangat berbahaya dan perlu segera disingkirkan.

Imam Abu Laits As Samarqandi menyatakan:  "Tidak ada perbuatan jahat lebih besar daripada fitnah". Ada ulama menyatakan penyebar fitnah lebih jahat daripada pembunuh, tukang sihir dan syaitan. Fitnah benar-benar bisa memecah umat di kalangan kaum Muslimin itu sendiri apalagi jika fitnah telah diprovokasi oleh seseorang yang merasa gerah dengan hidup masyarakat yang nyaman damai, aman  dan tentram. Dan bagaimana pembalasan  Allah terhadap orang-orang dholim yang suka menyebarkan fitnah.        

Firman Alla SWT :     Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu tahu melihat di waktu orang-orang yang dholim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :  “Keluarkanalah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri  terhadap ayat-ayatnya  (AlQur’an Surat Al An’am ayat- 93)

Sesungguhnya perbuatan fitnah adalah dosa yang lebih cenderung mencelakakan, sekutu-sekutunya adalah setan yang sengaja supaya umat di kalangan kaum muslimin terpecah, dan fitnah bisa mematikan hati dan melemahkan jiwa, hal ini dikarenakan jika seorang hamba berbuat tuduhan yang tidak benar maka ada noktah hitam yang melekat di hatinya, jika bertambah dosanya, bertambah pula noktah hitam di hatinya, dan Firman Allah SWT :  Fitnah itu  lebih kejam dari membunuh”

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, Takutlah terhadap doa orang yang terdzolimi, karena ia akan terbang doanya di atas awan, kemudian Alloh berkata :  ‘Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku pasti menolongmu meskipun setelah berlalunya waktu. (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih Al-Jami’ :  117).

Selanjutnya dalam keterangan lain:     Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Tiga doa yang tidak tertolak :  adalah doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa orang yang terdzolimi. (HR. al-Baihaqi dalam Sunan Kubro :  6185 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah :  1797).  Tetapi, dosa itu bertingkat-tingkat, ada yang ditangguhkan balasannya pada hari kiamat dan ada pula yang disegerakan di dunia sebelum di akhirat, maka dari itu hati-hatilah kita semua terhadap  dosa-dosa yang disegerakan balasannya di dunia sebelum di akhirat, supaya kita –kaum muslimin-- bisa terhindar dan tidak terjatuh di dalamnya, dan juga  kita tidak tergolong kepada orang-orang yang suka dholim terhadap orang lain.  Tidak hanya cukup di sini, bahkan Alloh pun menyegerakan balasan bagi orang yang berbuat sombong dengan menjadikannya dalam kehinaan.

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidaklah seorang hamba kecuali di atas kepalanya ada hakamah (kinayah untuk kehormatan atau kedudukan) yang berada di tangan malaikat, maka jika hamba tadi rendah hati (tawadhu’) maka dikatakan kepada malaikat :  angkatlah kedudukannya dan jika dia sombong maka dikatakan kepada malaikat :  rendahkankan dirinya. (HR. Thobroni dan dihasankan al-Albani dalam asy-Shohihah :  538).

Fitnah bisa memutuskan hubungan silaturrahmi       
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidaklah sebuah dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya di dunia dan juga disimpan di akhirat dibandingkan dosa memutuskan silaturrohim, khianat, dan juga berdusta, dan sesungguhnya amalan ketaatan yang paling disegerakan pahalanya adalah menyambung silaturrohim, sesungguhnya dengan silaturrohim keluarga akan bahagia, harta akan melimpah dan jumlah keluarga akan bertambah, jika mereka saling menyambung tali silaturrohim. (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ :  5591).

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : Tali silaturrohim bergantung di Arsy, kemudian ia berkata :  Barangsiapa menyambungku maka Alloh akan menyambungnya dan barangsiapa memutuskannya, maka Alloh akan memutuskannya. (HR. Muslim :  6683).      

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, Takutlah terhadap doa orang yang terdzolimi, karena ia akan terbang menuju langit. (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ :  118). Kemudian  sebagaimana yang dituturkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :  Sesungguhnya jika manusia melihat orang yang berbuat dzolim kemudian tidak mencegahnya, maka dikhawatirkan Alloh akan mengirim adzab kepada mereka secara merata. (Diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunannya :  4340, dan dishohihkan al-Albani dalam asy-Shohihah :  1564).             

Selanjutnya ada diantara siksa yang tidak ditangguhkan oleh Allah SWT dalam arti siksa yang disegerakan balasannya di dunia adalah dosa ghibah, dosa yang Alloh perumpamakan dalam al-Qur’an dengan memakan daging bangkai saudara kita.  Firman Allah SWT :   Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ?  Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhya Allah Maha Penerima taubat  lagi Maha Penyayang. ( Al-Qur-an Surat Al-Hujuraat ayat 12)

Selanjtunya  balasan yang disegerakan bagi para pengghibah adalah Allahpun akan membeberkan aibnya di mata manusia. Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Janganlah membeberkan aib kaum muslimin dan janganlah mencari-cari kesalahan mereka, barangsiapa melakukannya maka Alloh akan mencari-cari aibnya dan Alloh akan membeberkannya (di hadapan manusia). (HR. Tirmidzi :  2032). Kemudian Allahpun akan menyegerakan adzab yang pedih di dunia bagi para penyebar gosip dan tukang fitnah.  Alloh SWT  berfirman :  Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. an-Nur :  19).

Barang siapa yang sunggguh sungguh dalam mengikuti Hadits dan Sunnah Rosululloh Saw serta jejak para sahabat, maka mereka lebih sempurna. Kelompok yang seperti ini akan lebih utama dalam hal persatuan, kedamaian, keramahan serta senantiasa akan mendapat  petunjuk, yang selalu berpegang teguh dengan tali (agama) Allah, dan akan lebih selamat dari perpecahan, perselisihan . Dan barangsiapa yang menyimpang jauh dari Sunnah Rosululloh dan jejak para sahabat, maka mereka akan semakin jauh dari Rahmat Allah  SWT  serta  akan lebih mudah terjerumus dalam dosa fitnah". (Minhajus Sunnah, 6/368).

Demikian uraian sederhana ini mengenai tentang bahayanya fitnah di kalangan masyarakat dewasa ini   mudah-mudahan hal ini akan memberikan  sedikit manfaat bagi kita semua  hususnya untuk kaum muslimin dan muslimat  dan mudah-mudahan Allah SWT. Senantiasa memberikan Rahmat dan  Petunjuk bagi kita sekalian, agar kita menjadi insan-insan yang terpelihara  yang tidak terjerumus dan terjatuhnya di dalamnya sehingga kita tidak tergolong kepada segolongan umat yang suka memfitnah dan berlaku ghibah.



Minggu, 12 Mei 2013


KUALITAS DAN KUANTITAS
-----------------------------------

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Kuantitas itu volume yang mengisyaratkan kerja keras dalam sebuah tata karya. Kuantitas tata karya ibadah adalah sebuah latihan mengekspresikan rasa syukur kepada Allah atas segala pemberian-Nya yang tak perneh bisa ditolak
Kualitas adalah dampak yang secara otomatis muncul dari keberlangsungan tata karya yang dilakukan dengan kuantitas yang proporsional.
Kualitas atau nilai sebuah ibadah bisa muncul karena kuantitas yang dijalankan secara kontinyu dan dilakukan dengan kesabaran.
Jadi, jika ingin memperoleh sebuah kualitas, sejatinya tidak boleh mengabaikan kuantitas yang menjadi syarat utama yang harus dilakukan. Kualitas tidak begitu saja muncul manakala sebuah perbuatan dilakukan.
Kualitas seorang mu'min akan meningkat seiring dengan jam terbang cara menyikapi dan apresiasi terhadap persoalan yang dihadapi. Mustahil kualitas dapat diraih, jika kuantitas ditinggalkan. Kualitas adalah ruh atau inti dari sebuah perbuatan yang dilakukan dengan hitungan kuantitas tertentu.
Rasulullah SAW pun menjadi Kekasih Allah, karena memiliki kualitas paling unggul setelah bertubi-tubi dihadapkan pada kuantitas persoalan yang mengalir tak pernah berhenti. Dan Allah sangat tahu bahwa Rasulullah SAW dapat melewati berbagai ujian di sepanjang hayatnya, karena kualitasnya sebagai Hamba Allah, memang teruji.
-----------------------
Semoga bermanfaat

Jumat, 10 Mei 2013

Mutiara Hadits Pilihan (Mukhtaarul Ahaadits)
TENTANG HATI YANG BERSYUKUR
---------------------------------------------------
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Orang kaya bukanlah orang yang kehidupannya dipenuhi kemewahan harta dunia. orang kaya itu hakikatnya adalah orang yang “putus” rasa ketergantungan terhadap apa saja yang ada pada tangan manusia.

Orang kaya itu hatinya tidak pernah merasa terganggu dengan apa yang dimiliki/diperoleh orang lain. Hatinya tidak pernah terganggu karena dalam hatinya penuh rasa syukur yang membuat hatinya bisa ber-uzlah. Namun seiring dengan memelihara rasa syukur sejatinya tetap harus dibarengi dengan menghargai apa saja yang diberikan Allah kepada kita. Bukanlah disebut bersyukur ketika diberi rejeki berlebih, namun ia membiarkan pakaiannya compang camping penuh tambal di sana sini.

Hati yang tidak pernah bersyukur, akan disinggahi oleh kekufuran. Ketika hati ini tidak dipadati dengan rasa syukur, maka diri akan merasa selalu kekurangan sehingga hatinya bisa menjadi goncang, sulit mengendalikan keinginan dan mudah terpengaruh oleh apa yang sudah diperoleh orang lain. Hati yang kufur, akan gampang mendidih karena terbakar oleh dunia, jiwanya menjadi tersiksa, tak akan pernah ada ketentraman dalam hidupnya, pikirannya tersiksa dengan buruk sangka kepada Allah, karena membiarkan dirinya hidup dalam kondisi yang tidak diinginkannya. Hati yang diliputi kekufuran, pikirannya sangat rentan terbakar dan tergila-gila pada dunia.

Hati yang penuh syukur adalah hati yang kaya dan di dalamnya ada warna warni kehidupan syurgawi. Hati yang penuh syukur tidak berharap balasan apa pun ketika ia berbuat kebaikan, tidak terganggu dan tersanjung dengan pujian dan tidak terhina dengan makian dan cercaan.

Orang yang hatinya yang bisa bersyukur adalah hati yang bisa menanamkan kezuhudan. Rasulullah SAW bersabda, “Zuhudlah kamu untuk duniamu, niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah kamu di hadapan manusia, niscaya mereka akan mencintaimu”.

Zuhud adalah kunci pintu gerbang pembuka mahabbah, Orang yang bersikap zuhud seluruh tata karya hidupnya dipenuhi dengan keikhlasan. Semua perintah Allah senantiasa dilaksanakannya bukan karena mengejar derajat, kedudukan, posisi, status sosial, bahkan besarnya pahala dan syurga atau apa pun. Ibadah orang yang berzuhud bukan karena mengejar kedudukan dunia, balasan pahala dan keindahan syurga. Ibadah orang berzuhud hanya dilakukan berangkat dari kesadaran dan hati yang penuh rasa syukur.

Marilah untuk tidak pernah berhenti berlatih mendaki menaiki tangga kezuhudan, hingga mencapai batas terakhir di tataran kesempurnaan zuhud yaitu totalitas tidak bergantung kepada siapa pun, kecuali hanya kepada Allah.

Salah satu latihan untuk meningkatkan kapasitas kezuhudan diberikan oleh Rasulullah SAW, “Lihatlah orang yang status (kedudukan dan posisinya) berada di bawah status (kedudukan dan posisi) mu, dan janganlah engkau (terlalu sering) pandang orang yang status (kedudukan dan posisi) nya berada di atas kamu.

Latihan ini berfungsi sangat baik sebagai salah satu upaya mendinginkan hati yang rentan terbakar ketika melihat perolehan yang didapat orang lain. Sebab, ketika hati terbakar, mata sulit dipejamkan. Jika kepala kita sering menengadah melihat ke atas, lambat laun, semua pemberian yang sudah diberikan Allah, menjadi tidak pernah ada dan tidak berguna yang pada gilirannya berdampak pada menipis bahkan hilangnya rasa syukur atas segala pemberian Allah.

Hati yang penuh rasa syukur akan dibukakan bentangan pintu rejekinya oleh Allah, apalagi jika seseorang dengan ketulusan yang tinggi memberikan kebahagiaan kepada orang lain yang berdampak pada munculnya kepuasan meraih kebahagiaan pada dirinya.

Hati yang terlatih dengan rasa syukur, tidak akan merasa terganggu dengan sedikit dan banyaknya pemberian Allah. Hati yang kaya dengan rasa syukur tidak akan terganggu dengan pemberian sebesar apa pun. Hati yang penuh rasa syukur semakin menipis ketergantungannya kepada manusia. Hati yang penuh rasa syukur semakin dicintai Allah. Hati yang penuh rasa syukur semakin dipercaya Allah yang akan memberi tanpa diminta. Hati yang penuh rasa syukur sujudnya bukan karena melaksanakan perintah semata. Hati yang penuh rasa syukur sujudnya karena kesadaran diri diurus oleh Allah. Hati yang penuh rasa syukur akan bertambah semangatnya mencari karunia dunia ketika melihat apa yang sudah diperoleh orang lain sebagai pemicu kesuksesan dirinya. Hati yang penuh rasa syukur akan tetap semangat mencari karunia dunia ketika dirinya terharu dan ingin membantu karena melihat orang yang status posisi dan kedudukannya berada di bawahnya.
Hati yang penuh rasa syukur, lisannya menetramkan hati. Hati yang penuh rasa syukur, perbuatannya menyenangkan dan membahagiakan orang lain

Untuk memelihara kekayaan hati dari penuhnya rasa syukur, Rasulullah SAW memberi peringatan agar tidak terjerumus dalam ketamakan. Hindarilah keinginan untuk diberi oleh manusia, dan tamaklah hanya kepada Allah saja. Karena hati yang bersyukur, di dalamnya tidak terdapat ketamakan. Sebab, tidak dapat dipungkiri dan sangat jelas, bahwa ketamakan, adalah kefakiran yang nyata adanya.

Semoga bermanfaat – Silakan di share untuk sebesar-besarnya manfaat
Syair Rabi'ah Al Adawiyah
Bismillaahirrahmaanirrahiim
--------------------------------
Syair ke-1 s/d ke-9

Syair ke-1
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup
Tuhanku, demikian malampun berlalu
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku Kau Terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau Tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mua
Inilah yang akan selalu ku lakukan
Selama Kau Beri aku kehidupan
Demi kemanusiaan-Mu,
Andai Kau Usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu

2
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku

Syair ke-3
Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku

Syair ke-4
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
Kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa denganMu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakana
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki

Syair ke-5
Aku mencintaiMu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingatMu
Cinta karena diriMu, adalah keadaanMu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
BagiMu pujian untuk semua itu

Syair ke-6
Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadiratMu
Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau

Syair ke-7
Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
Ketika Kekasih bersamaku
CintaNya padaku tak pernah terbagi
Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku
Kapan dapat kurenungi keindahanNya
Dia akan menjadi mihrabku
Dan rahasiaNya menjadi kiblatku
Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini
O, penawar jiwaku
Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu
Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu
O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah
Jiwaku, Kaulah sumber hidupku
Dan dariMu jua birahiku berasal
Dari semua benda fana di dunia ini
Dariku telah tercerah
Hasratku adalah bersatu denganMu
Melabuhkan rindu

Syair ke-8
Sendiri daku bersama Cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan penglihatan batin
Melimpahkan karunia atas doaku
Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu
Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajahNya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajahNya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”

Syair ke-9
Rasa riangku, rinduku, lindunganku,
Teman, penolong dan tujuanku,
Kaulah karibku, dan rindu padaMu
Meneguhkan daku
Apa bukan padaMu aku ini merindu
O, nyawa dan sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak karunia Kau berikan
Telah banyak..
Namun tak ku butuh pahala
Pemberian ataupun pertolongan
CintaMu semata meliput
Rindu dan bahagiaku
Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga
Adapun di sisiMu aku telah tiada
Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau
Kau adalah rasa riangku
Kau tegak dalam diriku
Jika akku telah memenuhiMu
O, rindu hatiku, aku pun bahagia
------------------------------------------------
Dikutip dari Ihya Ulumiddin
Semoga bermanfaat
SEKEDAR LINTASAN PIKIRAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim
------------------------------------
Ada nada seirama, mengajarkan makna,
memaknai lewatnya hari-hari ramai serta sepi
debu itu akan selalu ada menyertai hidup
agar manusia tidak malas untuk membersihkan
benda dan barang yang disayanginya
Allah menyuruh kita shalat lima waktu
karena Dia sangat tahu kemampuan manusia melewati waktu
di antara satu waktu shalat ke waktu shalat yang lain
manusia difitrahi kemalasan memelihara kesucian diri
sehingga bukan sekedar budaya gerak badan
tapi lebih kepada pengakuan akan kebesaran-Nya
bahwa ternyata manusia sangat tidak berdaya
betapa pun hanya sekedar berdiri di simpang jalan
lalu menyebrangi jembatan kecil menuju tempat lain
takkan pernah ada seorang pun yang menjamin
rapuhnya jembatan yang dijadikan pijakan kaki
atau tiang yang dipegang dengan segala kekuatan tangan
sebab pada sungai di bawahnya ada dimensi kehidupan air
yang bisa jadi mengganggu konsentrasi langkah kaki
jadi, kepada siapakah kita memohon bantuan
agar mendapatkan jaminan selamat melewati titian
ketika hakikat sekecil tenaga pun tak berdaya
meletakkan telapak tangan pada tiang titian
dan memijakkan kekuatan kaki pada rapuhnya jembatan
DO'A SUNYI

Bismillaahirrahmaanirrahiim
........................................
Allohumma,
Wa lakal al hamd
siapa yang rela hidup di setiap persimpangan jalan
senantiasa menatap hitam putihnya perjalanan
bahagia bergiliran dengan derita, selalu saja
tak kan pernah habis waktu di saat ada dan tiada
panjangnya angan melewati pendeknya usia
saat tangis kesedihan setia mengalahkan tawa
seketika suara tawa itu senyap dikalahkan tangis lara
manusia hidup penuh harap dan cemas
menanti giliran takdir dibawa genggaman waktu
di dimensi yang sangat jauh adalah kerajaan Tuhan
yang tak pernah lakukan pengkhianatan

Astagfiru-Ka, Ya Ghaffaar
menanti-ku di ujung hari
dalam sela nyanyi hujan
tambatkan sebiduk hati
pada dermaga laut cinta-Mu

nafas-ku di tiap titik air langit
bawa khilaf kala melangkahkan kaki
sertakan dosa dalam tiap detik nada

tak sanggup dan tak layak
merasa memiliki sekecil hati
dalam hidup yang tlah Kau beri

gapaikan tangan-ku dituntun-Mu
agar ringan rasa sebuah perjalanan

maaf kupinta ampun kumohon
karena tak setia berkunjung ke rumah-Mu
karena tak tetap kuketuk pintu hadir-Mu

bakti-ku
Pada-Mu
harap-ku
Ya Rabb
Taushiyah Mukhtarul Ahadits
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
---------------------------------
Sabda Rasulullah, Malu itu sesuatu yang baik,
dan betapa indahnya jika itu ada pada diri wanita.
Seiring pesatnya perkembangan peradaban zaman, pula telah merubah sikap dan gaya hidup kaum hawa. Yang pemalu menjadi pemberani, yang berdiam diri menjadi penjelajah, yang biasanya diam di rumah bekerja sebagai ibu rumah tangga, kini ada aktifitas tambahan, menjadi facebooker. Plus minus menyertai perubahan sikap dan gaya hidup wanita jaman kiwari.
Yang pasti harus tetap lestari adalah wanita dengan kondratnya, diciptakan sebagai mahluk yang memiliki rasa malu yang cenderung lebih tinggi dibanding pria, karena wanita difasilitasi dengan 9 rasa malu dan 1 nafsu, berbanding terbalik dengan kaum pria.
Islam dilahirkan pada ujung zaman peradaban di bumi, artinya lahirnya Islam included Rasululllah SAW sebagai nabi dan Rasul terakhir adalah alarm peringatan bahwa dunia ini sedang berada pada episode kiamat, hanyasaja Allah tetap tidak memberikan kepastian mengenai kapan hari terakhir peristiwa besar sebagai akhir kehidupan manusia di bumi itu terjadi. Allah hanya memberikan isyarat di hari Jum'at, yang kalau dari sisi gramatikal bahasa Arab, jum'at terambil dari kata jama'a yang artinya berkumpul.
Dalam potongan beberapa kisah dalam Qur'an disebutkan cerita dan peristiwa mengenai peradaban manusia yang di dalamnya tak pernah lepas mengisahkan wanita-wanita salihah terkenal seperti Bunda Hawa, Siti Asiyah, Siti Sarah, Siti Maryam, dan wanita salehah lainnya. Singkat kata, Allah telah memberikan sampel bahwa typical wanita salehah sudah ada sejak jaman diciptakannya Adam alaihissalaam.
Kini, abad globalisasi telah merubah aktifitas kehidupan semua umat manusia di seantero wilayah sampai ke pelosok bumi mana pun. Pertanyaannya masihkah ada wanita salehah di akhir zaman?
Jawabannya tentu saja, masih ada dan semakin banyak. Namun untuk memudahkan seorang wanita disebut salehah, tentu saja membutuhkan kriteria yang melekat pada dirinya. Dalam hal ini, kembali ke pengantar di atas, Rasulullah SAW menyebutkan kriteria wanita salehah sebagai wanita yang menjaga dan memelihara rasa malunya. Artinya sepanjang seorang wanita berupaya sekeras mungkin untuk tetap mempertahankan, menjaga dan memelihara rasa malunya, maka wanita itu punya potensi menjadi wanita salehah.
Sebagai perbandingan, dari sisi membuka aurat saja, di abad teknologi canggih ini, melalui layar telvisi, film, majalah dan tempat-tempat hiburan malam, dapat dibuktikan di dalamnya pasti ada wanita yang berperan di berbagai karakter kehidupan, to the point nya, seluruh tubuh wanita adalah aurat yang harus ditutupi rapat dan rapi, dan .... ketika seorang wanita tidak bisa menjaga rasa malunya, maka terbukalah auratnya bahkan dipertontonkan di hadapan publik baik yang sifatnya dunia maya atau dunia nyata.
Memang inilah salah satu episode di akhir zaman, siapa saja yang merasa dirinya wanita dan ingin disebut salehah, maka hal pertama yang sejatinya harus dilakukan adalah menutup aurat dengan pakaian yang rapi sehingga tidak mengganggu pandangan lawan jenisnya, kaum pria.
Dan jika hal pertama itu sukses dilakukan, hal kedua adalah memelihara sikap, akhlak, kesantunan, gaya hidup dan hal-hal lainnya yang mampu mengangkat derajat kemuliaan seorang wanita salehah.
Jadi .... tunggu apa lagi wahai ukhti?????